Selasa, 20 Maret 2012

Kesehatan Mental Anak Ditentukan oleh Sikap Orang Tua

Jakarta – Sebuah penelitian di Australia mengungkapkan bahwa ada hubungan jelas antara masa pengasuhan anak yang buruk dengan anak-anak yang mesti mengalami masalah kesehatan mental. Penelitian yang dilakukan oleh Australian Institute of Family Studies (AIFS) itu menunjukkan depresi dan rasa cemas yang meningkat di kalangan orang dewasa muda yang mengalami pengasuhan yang buruk di masa kecil.
Sebaliknya, masa pengasuhan yang baik menunjukkan sumbangsih sosial dan kemanfaatan lainnya karena bisa mencegah anak mengalami masalah kesehatan mental.
“Anak yang tumbuh oleh orang tua yang suportif menunjukkan nilai tertinggi dalam kekuatan pribadi, kompetensi sosial, kepercayaan dan toleransi terhadap orang lain, dan umumnya dipercaya pihak berwenang seperti polisi atau pemerintah” ujar Diana Smart, peneliti AIFS.
“Meletakkan fondasi kuat seperti itu mampu menyangga anak dari terbangunnya masalah kesehatan mental.”
Penelitian ini mengambil data dari seribu anak muda yang berusia antara 23-24 tahun. Hasilnya menunjukkan hampir seperempat (23 persen) dari anak muda yang disurvey dilaporkan mendapat satu atau lebih bentuk pengasuhan yang salah selama masa kanak-kanak.
Kisarannya dari tertinggi 17 persen yang dilaporkan mengalamim perlakuan emosional yang salah, sampai yang terendah tiga persen terendah yang dilaporkan telah ditelantarkan selama masa pengasuhan.
Kesulitan-kesulitan keluarga lainnya adalah termasuk 18 persen yang mengalami kemiskinan, dan 12 persen yang tumbuh bersama orang tua yang mengidap gangguan mental atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa 30 persen dari mereka yang memiliki keluarga yang tidak suportif megalami depresi di masa dewasa, sementara 12 persen lainnya mengalami pengalaman sebaliknya karena mempunyai orang tua yang suportif.
Seperempat dari mereka yang tumbuh dalam keluarga yang suportif menderita penyakit cemas, sebaliknya 14 persen anak muda berbahagia karena memiliki pengalaman masa kecil yang positif.
Meskipun ada perbedaan di masa kecil, ada kencendurungan umum pada 94 persen dari seluruh peserta survey yang setuju bahwa orang tua mereka telah mengajari mereka cinta dan kasih sayang.
“Penelitian itu menunjukkan bahwa perlakuan baik selama masa masa dewasa kaum muda tergantung pada investasi aktif orang tua dalam cinta, kasih sayang dan dorongan selama masa kecil anak,” kata Direktur AIFS Professor Alan Hayes.
“Itu tidak hanya soal ketiadaan pengalaman negatif yang membuat perbedaan, namun juga mengenai masa pengasuhan orang tua yang berkualitas tinggi,” tambahnya.
Dta lainnya dari the AIFS menunjukkan, pada beberapa titik di masa kecil mereka, lima sampai sepuluh persen dari anak Australia akan mengalami penganiayaan fisik, 11 persen bakal menghadapi kekerasan emosional, dan 12 sampai 23 persen akan menghadapi masalah kekerasan dalam keluarga.
Juga, lebih dari delapan persen anak laki-laki dan 12 persen anak perempuan bakal mengalami pelecehan seksual parah.(Ant)

Senin, 19 Maret 2012

Patah hati menyebabkan gangguan kesehatan mental

Sesuatu yang bisa mengubah dunia itulah cinta. Lalu apa yang terjadi jika cinta berakhir dengan perpisahan? Perlukah Anda galau terlalu lama? Patah hati, tentu hal ini akan menghantui hidup Anda. Broken heart tidak hanya menyakitkan perasaan saja, tapi juga dapat berpengaruh pada kesehatan mental.

Cinta tak berbalas atau bertepuk sebelah tangan ternyata dapat mengakibatkan efek besar pada mental seseorang. Para ahli saraf dari Columbia University, Amerika Serikat menemukan, bahwa cinta tidak berbalas memang sangat menyakitkan dalam artian harfiah sekaligus secara fisiologis seperti dikemukakan oleh Genius Beauty.
Tampaknya jika perasaan sakit hati dituliskan melalui kertas, entah berapa halaman dan buku yang mampu menampung curahan hati Anda. Mengapa? Menurut penelitian jika Anda berada dalam posisi tersebut, kenangan bersamanya atau bahkan ketika melirik fotonya tanpa disadari akan mengaktifkan wilayah yang sama di otak seperti pada saat kita mengalami sakit fisik parah.

Selain itu, efeknya tidak hanya berlaku untuk pasangan, tetapi juga untuk semua orang-orang terdekat yang menolak kita seperti orangtua, teman, dan anggota keluarga. Untuk meredakan rasa sakit, para peneliti merekomendasikan latihan pernapasan dan psikoterapi, serta bersosialisasi dengan teman, dan keluarga.

Terakhir, para ilmuwan pun menyarankan untuk mengobati seseorang yang mengalami cinta tidak bahagia atau kehilangan seorang teman yang perhatian dan serius, bahkan jika ia sakit parah atau terluka sekalipun. Jadi, sudah saatnya Anda menjadi pria lebih tegar!
Siapa yang belum pernah patah hati:mewek? ane rasa sebagian besar agan2 pernah tu yg namanya ngerasain patah hati,emang ngadepin perasaan yang kayak gini agak2 sulit,tapi kita juga gak boleh kebawa  
Cara Mengobati Patah Hati, kali ini ane mo kasih agan2 Terapi Psikologi Patah Hati langsung aje gan :
1. Pahami dulu bahwa seseorang yg ingin sembuh dari patah hati itu bisa dianalogikan seperti seorang pecinta anjing. Pecinta anjing yang sejati biasanya hanya menyukai anjing yang berekor pendek. Ketika ia mendapati anjingnya berekor panjang, tentu ia kurang suka melihat hal itu. Makin sering hal itu dilihatnya, tentu hal itu dirasa makin mengganggu baginya. Lama-lama timbul keinginannya untuk memotong ekor itu, agar ukurannya menjadi lebih pendek dan enak dilihat. Kalau pecinta anjing itu tidak membulatkan tekadnya alias ragu-ragu dalam memotong ekor anjing itu, apa yang akan terjadi? Gerakan memotongnya pun jadi seperti mengiris. Begitu ia mulai mengiris ekor anjing miliknya, si anjing pun akan melolong kesakitan, dan karena pemilik anjing itu seorang yang peragu, ia pun menjadi tidak tega melanjutkan hal itu. Ia hentikan niatnya untuk mengiris ekor anjing hingga putus, ia obati ekor anjing itu hingga sembuh. Sampai kemudian ia merasa tidak nyaman lagi ketika dilihatnya ekor anjing itu masih tetap panjang. Begitulah orang yang ingin sembuh dari patah hati, kalau ia tidak berani total dalam menyelesaikan patah hatinya itu sampai ke akar-akarnya. Ia akan terus tersiksa dengan bayangan akan luka di masa lalunya. Lain halnya kalau pecinta anjing itu menyiapkan batinnya untuk langsung memenggal ekor anjing itu sampai putus, biarkan anjing itu melolong sekeras-kerasnya karena kemudian pemiliknya pasti akan mengobatinya sampai sembuh, dan setelah sembuh, ia akan menikmati keindahan anjing miliknya dengan ekor pendek yang ia dambakan selama ini. Inti dari langkah pertama ini adalah siapkan batin Agan bahwa sembuh dari patah hatiadalah totalitas yang pasti akan sangat menyakitkan, namun hal itu harus terjadi di satu waktu itu saja dan hasilnya baik bagi kesehatan mental Agan selanjutnya
2. Selanjutnya ane diminta untuk mempraktekkan terapi patah hati seperti cerita di atas seorang diri. Dimulai dari melenyapkan semua kenangan yang akan membuat kita tetap ingat dengan si dia.. Bakar semua foto Agan dg dia baik yg dipajang maupun yang disimpan di tempat lainnya. Jangan ada yang disisakan. Barang pemberian lainnya yang bisa disedekahkan, hibahkan kepada orang lain yang memerlukan. Kemudian sediakan waktu satu hari untuk bersedih. Agan boleh mengurung diri seharian di hari itu, putar lagu yang membuat Agan ingat dengan dirinya, menangislah kalau memang akan menangis karena itu respon yang manusiawi bila seseorang bersedih, tapi ingat! Agan hanya akan melakukan itu semua di hari itu saja. Sebelum Agan mulai itu semua, berjanjilah kepada diri sendiri bahwa Agan melakukan itu semua hanya di satu hari itu saja tujuannya "rasa sakit" yang selama ini mengganggu Agan mencapai klimaksnya dan kemudian berangsur-angsur hilang. Setelah hari itu selesai, Agan akan berhadapan lagi dengan hari demi hari dalam hidup Agan yang memang harus dilalui.

3. Langkah ke-3, ane masuk ke dalam kelas meditasi. Meditasi dilakukan di ruangan tertutup yang cukup nyaman, cukup tenang, cukup udara supaya Agan bisa nyaman bermeditasi di sana. Pergunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, yang cukup nyaman buat Agan duduk dalam posisi bersila, dan jangan gunakan alas kaki. Pejamkan mata Agan dan hiruplah udara sebanyak-banyaknya ke dalam paru-paru dan perlahan hembuskan dengan tenang melalui hidung. Pejamkan mata, letakkan lengan di atas paha Agan yang sedang bersila, dan mulailah bermeditasi. Inti dari meditasi adalah merasakan apa yang Agan rasakan di saat itu. Kalau ada pikiran yang tiba-tiba masuk ke benak Agan, biarkan! Jangan dilawan. Kalau ada suara dari luar ruangan, jangan berhenti... Nikmati saja... Setelah 15-20 menit, Agan sudah bisa merasakan apa yang terjadi selama bermeditasi, perlahan buka mata Agan seperti biasa. Proses meditasi ini bisa Agan ulangi kalau Agan merasa meditasi yang pertama malah membuat Agan mengantuk.

4. Coba evaluasi apa yang Agan rasakan selama bermeditasi. Kalau Agan masih teringat akan kejadian yang terjadi sebelum meditasi dimulai, artinya Agan masih mudah dikendalikan oleh memori akan masa lalu. Sebaliknya kalau selama bermeditasi Agan banyak memikirkan sesuatu yang akan terjadi nanti/belum terjadi, artinya Agan masih dikendalikan oleh bayangan-bayangan akan masa depan yang belum terjadi. Namun kalau selama Agan bermeditasi Agan hanya merasakan dinginnya udara di ruangan itu, mendengarkan ada suara di luar ruangan, merasakan kaki Agan terasa dingin saat menyentuh permukaan lantai, bahkan Agan bisa merasakan setiap degup jantung Agan sendiri, itu artinya Agan sudah bisa menikmati masa sekarang Agan. 

5. Langkah ke-5 ini hanya bersifat informasi saja bagi Agan, bahwa dalam teori psikoanalisa itu ada 2 tokoh teori yang apabila diletakkan dalam satu garis, kutubnya saling berseberangan. Freud dengan pandangan yang lebih berorientasi ke masa lampau, dan Adler yang pandangan-pandangannya lebih berorientasi ke masa depan. Tanpa disadari banyak orang stress karena tidak bisa membuang kenangan-kenangan buruk di masa lalunya. Akibatnya banyak orang trauma, dan merasa bahwa kenangan buruk itu ikut berakibat buruk kepada perilakunya yang sekarang. Sadarilah bahwa manusia itu punya kehendak bebas. Ia bisa merespon sesuatu yang buruk dengan keburukan juga atau dengan kebaikan. Dengan kenangan buruk ia bisa makin terpuruk atau malah berusaha bangkit. Sebaliknya banyak juga orang yang menjadi stress, cemas, atau khawatir terhadap masa depan atau sesuatu yang belum terjadi. Reaksi atas kecemasan atau kekhawatiran itu pun bisa beragam ada yang memilih kabur (flight) dari apa yang ia cemaskan atau memilih untuk berbuat sebaik mungkin (fight) mempersiapkan diri untuk menghadapi sesuatu yang belum terjadi itu. 

Sayangnya banyak sekali di antara kita yang belum menyadari bahwa kita tidak sedang hidup di masa lalu atau masa depan. Kita hidup di masa kini. Masa sekarang. Masa di mana masih banyak orang di sekitar kita yang peduli dengan kita kalau kita mau membuka diri. Agan tidak sendiri dalam hidup ini. Agan punya teman-teman yang lain, bahkan teman-teman yang mungkin tanpa sengaja Agan abaikan selama ini. Cukuplah kenangan buruk di masa lalu hanya menjadi pelajaran berharga bagi kita. Tidak semuanya buruk. Pasti ada bagian yang bisa mendewasakan kita. Dan masa depan itu belum terjadi. Maka persiapkan masa sekarang kita dengan baik agar kita siap menghadapi masa depan itu.

Senin, 12 Maret 2012

Kesehatan Mental

Sejarah Gerakan Kesehatan Mental
Seperti kesehatan fisik, kesehatan mental merupakan aspek sangat penting bagi setiap fase kehidupan manusia. Keshatan mental terentang dari yang baik sampai dengan yang buruk. Setiap orang, mungkin dalam hidupnya mengalami kedua sisi rentangan tersebut, kadang-kadang keadaan mentalnya sangat sehat, tetapi dilain waktu justru sebaliknya. Pada saat mengalami masalah kesehatan mental, seseorang membutuhkan pertolongan orang lain untuk mengatasi masalah yang dihadapinya tersebuit. Kesalahan mental dapat memberikan dampak terhadap kehidupan sehari-hari atau masa depan seseorang termasuk anak-anak dan remaja. Merawat dan melindungi keshatan mental anak-anak merupakan aspek yang sangat penting yang dapat membantu perkembangan anak yang lebih baik di masa depan.
A. Era pra Ilmiah
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasisi oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang primitrif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebuit.
Orang yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban.
2. Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikuutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”, suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, syetan atau hantui sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan memicu bau yang amis, akan tetapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantuyang melukai badan anda”.
Ide naturalkistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.
Dalam perkembangan selajutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi dikalangan orang-orang kristen. Seorang dokter perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat ditembok dan ditempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih, adan mereka dipandang sangat berbahaya dibawa jalan-jalan disekitar ruimah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak menunjukkan lagi kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya sendiri.
B. Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya Psikologi Abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. ketika itu benyamin rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis dirumah sakit Penisylvania. Dirumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai ”lunaties” (orang-orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang mengetahui bagaimana menyembuhkannya. Sebagai akibatnya, pasien-pasien tersdebut didukung dalam sel yang kurang sekali alat ventilasinya, dan mereka sekali-sekali digugur dengan air.
Rush melakukan usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah dengan melalui penulisan artikel-artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan-pertemuan lainnya. Akhirnya, setelah usaha itu dilakukan (selama 13tahun), yaitu pada tahun 1796, dirumah mental. Ruangan ini dibedakan untuk pasien wanita dan pria. Secara berkesenimbungan, rush mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu ”Body Of Knowledge” berikut gerakan-gerakan yang teorganisir.
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887. dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.
Usahanya mula-mula diarahkan pada para pasien mental dirumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita gangguan mental yang dikurung dirumah-rumah penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-19090 beberpa organisasi kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi juga oleh pengalamannya sebagai pasien dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar (kuarang manusia). Kondisi seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan mental, apalagi pengobatannya.
Setelah dua tahun mendapatkan perawatan dirumah sakit dia mulai memperbaiki dirinya, dan selama tahun terakhirnya sebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan untuk membuat suatu gerakan untuk melindungi orang-orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada tahun 1908 di menindaklanjuti gagasannya demngan mempublikasikan sebuah tulisan autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul ”A Mind That Found It Self”. Kehadiran buku ini disambut baik oleh Willian james, sebagai seorang pakar psikologi. Dalam buku ini, dia memberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan atau ”treatment” yang diberikan kepada para pasien dirumah sakit-rumah sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Disamping itu dia melupakan reformasi terhadap lembaga yang diberikan perawatan gangguan mental.
Beers meyakini bahwa penyakit atau gangguan mental dapat dicegah atau disembuhkan. Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional tujuan:
  1. Mereformasi program perawatan dan pemngobatan terhadap orang-orang pengidap penyakit jiwa. 
  2. Melakukan penyebaran informasi kepada masyarakat agar mereka memiliki pemahaman dan sikap yang positif terhadap para pasien yang mengidap gangguan atau penyakit jiwa 
  3. Mendorong dilakukannya berbagai penelitian tentang kasus-kasus dan pengobatan gangguan mental. 
  4. Mengembangkan praktik-praktik untuk mencegah gangguan mental.
Program Beers ini ternyata mendapat respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli, seperti Wlliam James dan seorang Psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayer menyarankan untuk menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”. Dengan demikian, yang mempopulerkan istilah ”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Belum lama setelah buku itu diterbitkan, yaitu pada tahun 1908, sebuah organisasio pertama, didirikan, dengan nama ”Connectievt Society For Mental Hygiene”. Satu tahu kemudian, tepatnya pada tanggal 19 Februari 1909 didirikan ”National Commitye Siciety For Mental Hygiene”, disini Beers diangkat menjadi sekretarisnya. Organusasi ini bertujuannya.
  1. Melindungi kesehatan mental masyarakat 
  2. Menyusun standar perawatan para pengidap gangguan mental 
  3. Meningkatkan studi tentang gangguan mental dalam segala bentuknya dan berbagai aspek yang terkait dengannya. 
  4. Menyebarkan pengetahuan tentang kasus gangguan mental, pencegahan dan pengobatannya 
  5. Mengkoordinasikan lembaga-lembhaga perawatan yang ada
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan bahwa pada masa dan pasca Perang Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya untuk membantu mereka yang mengalami masalah serius. Setelah perang usai, gerakan kesehatan mental semakin berkembang dan cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti : pendidikan, kesehatan masyarakat, pengobatan umum, industri, kriminologi, dan kerja sosial.
Secara hukum, gerakan kesehatan mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani ”The National Mental Helath Act”. Dokumen ini merupakan bluprint yang komprehensif, yang berisi program-program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.
Beberapa tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut itu meliputi:
  1. Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, inevetigasi, eksperimen penanganan kasus-kasus, diagnosis dan pengobatan. 
  2. Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya. 
  3. Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental 
  4. Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.
Gerakan kesehatan mental ini terus berkambang, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”.
Kesimpulan
Dari uaraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sejarah gerakan keshatan mental mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dari kehidupan orang-orang yunani kumo hingga pada masa modern seperti sekarang ini.

Daftar Pustaka
Yusuf, Syamsu. ”Mental Hygiene Perkembangan Kesehatan Mental dalam kajian Psikologi dan agama”. Pustaka Bani Quraisy bandung. Bandung. 2004
Lebih mudah untuk mendefinisikan penyakit mental daripada kesehatan mental. Meskipun kita tidak selalu menderita penyakit mental yang dapat didiagnosa dengan jelas tetapi terbukti bahwa kesehatan mental seseorang berbeda dari yang lain. Beberapa dari kita secara mental lebih sehat daripada yang lain. Kesehatan mental adalah kombinasi dari faktor genetik, biologis, psikologis dan lingkungan. Suatu keadaan tidak adanya gangguan mental. Ini mencakup kemampuan individu untuk menikmati hidup dan mencapai keseimbangan antara aktivitas kehidupan dan usaha untuk mencapai kapasitas dalam menghadapi stres dan kemalangan dengan sangat tenang. Ini juga merupakan ungkapan emosi yang menandakan sebuah adaptasi sukses untuk berbagai tuntutan. Orang yang mentalnya sehat bisa bekerja secara produktif dan efektif bagi komunitas di mana ia tinggal.

Tidak ada definisi resmi yang diterima secara universal tentang kesehatan mental.
Related Coverage
Perbedaan budaya, penilaian subyektif, adat dan konvensi umum, kondisi masyarakat, politik, dan aspek sosial di mana ia tinggal adalah faktor-faktor penentu dalam menentukan hal kewarasan dari pikiran seseorang. Sehatnya mental seseorang dapat ditentukan dari karakteristik tertentu.

Pertama, kemampuan untuk menikmati hidup tanpa khawatir tentang masa depan atau memikirkan masa lalu merupakan suatu tanda pasti tentang kesehatan pikiran. Rahasia hidup adalah melihat berlalunya saat ini. Kadang-kadang orang membuat dirinya sendiri sengsara dengan memberikan perhatian terus-menerus terhadap apa yang tidak bisa disembuhkan atau tentang sesuatu yang tak dapat diprediksi. Hal ini buruk bagi kesehatan pikiran.

Kedua, kemampuan untuk menangani stres atau trauma dan bangkit kembali dari kesulitan menunjukkan kewarasan mental.
Karakteristik daya tahan seperti ini dimiliki oleh mereka yang dapat menangani situasi stres dengan mudah.

Ketiga, kesehatan mental yang lebih besar merupakan hasil dari keseimbangan dalam hidup. Dalam kehidupan, kita selalu perlu menyeimbangkan sejumlah hal. Sebagai contoh, kita akan diperlakukan sebagai 'penyendiri' jika kita tidak bisa membuat keseimbangan antara waktu yang dihabiskan untuk sosial dan untuk sendiri. Juga kita perlu menyeimbangkan antara beberapa hal seperti bekerja dan bermain. Tidur dan terjaga, istirahat dan bergerak, waktu yang dihabiskan di dalam ruangan dan waktu yang dihabiskan di luar rumah.

Keempat, fleksibilitas emosional dan kognitif adalah tanda kekuatan mental. Beberapa orang memiliki pendapat yang sangat kaku dan tidak ada diskusi yang dapat mengubahnya. Orang-orang ini menderita stres bagi harapan kaku yang mereka pegang. Orang-orangnya yang sehat mental membuka perasaan dan emosi, bukan menutup diri ke dalam ruang gelap alam pikiran.

Kelima, kita semua memiliki bakat alami atau kemampuan batin. Beberapa menggunakan potensinya dan yang lain tampaknya merusaknya. Orang yang sehat mental sedang dalam proses aktualisasi potensi diri mereka.

Keenam, fokus pada topik yang mencemaskan dan mendiskusikannya dengan orang lain adalah tanda kesehatan mental. Dekonstruksi dari kekhawatiran yang mengganggu Anda terus-menerus membuahkan kesehatan yang baik bagi pikiran.

Ini adalah hanya beberapa konsep yang penting untuk mencapai kesehatan mental. Pada kenyataannya untuk mencapai kesehatan pikiran yang menyeluruh orang harus bebas, fleksibel, berpikiran terbuka, positif, energik dan yang terpenting optimistis. Penyakit mental tidak selalu jelas terlihat. Kadang-kadang tidak terdeteksi. Kesehatan mental adalah jumlah total dari faktor yang berbeda secara bersama-sama. Orang yang bermental sehat berkontribusi banyak untuk masyarakat. Tidak ada definisi resmi mengenai kesehatan mental namun dapat diasumsikan. Aspek sosial yang berbeda, adat budaya dll, mempengaruhi kesehatan mental. Masyarakat yang berbeda melahirkan orang-orang yang berbeda. Mereka berbeda dalam mentalitas, suasana hati dan temperamen. Tetapi beberapa karakteristik umum yang ada menjadi pegangan untuk mempertimbangkan kesehatan mental seseorang. Dengan karakteristik tersebut seseorang dapat dinilai memiliki mental yang seimbang.